Kisah Dzun Nun Mencari Hatinya
Suatu hari, teman Dzun Nun mencari dan mendapatinya sedang bercengkrama
dengan hatinya. Dia berkata, "Ahh, di manakah hatiku? Siapa yang mendapatkan
hatiku?"
Suatu hari, Dzun Nun masuk ke sebuah perkampungan dan mendapati seorang anak
kecil yang sedang menangis. Ibunya yang memukulnya dan mengusirnya dari rumah
lalu mengunci pintu. Sang anak menoleh kekanan dan kekiri, bingung hendak ke
mana. Dia tak tau tujuan. Anak kecil itu pun kembali ke rumah, mengetuk pintu
sembari menangis, "Wahai ibuku, siapa yang akan membukakan pintu untukku jika
engkau tutup? Siapa yang bersedia mendekatiku jika engkau mengusirku? Siapa yang
sudi iba kepadaku jika engkau marah padaku?"
Sang ibu merasa kasihan kepadanya. Dia mengintip anaknya dari celah-celah pintu,
didapatinya sang anak menangis bercucuran air mata di pipi dengan wajah yang lusuh.
Akhirnya sang ibu membukakan pintu kemudian menggendong anaknya,
mendekapnya, dan menciuminya seraya berkata, "Wahai permata hatiku, belahan
jiwaku. Engkau sendiri yang memaksa ibu berbuat demikian. Engkau sendiri yang
membuat dirimu menjadi seperti sekarang ini. Sekiranya engkau mau menaati perintah
ibu, tentu engkau tidak akan mendapat perlakuan seperti ini dari ibu."
Allah, Zat Maha Penerima taubat, tidak pernah menutup pintu taubat-Nya. Pintu itu
selalu terbuka agar mereka yang kembali pada agamanya bisa masuk ke dalamnya.
"Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah." (Adz-Dzariyat: 50)
KESIMPULAN :
Allah swt. selalu menunggu hambanya untuk kembali kepada-Nya. Allah sangat cinta
kepada hamba yang mau mengakui kesalahannya dan mau kembali kepadanya. Lalu
kepada siapa lagi kita akan kembali jika Allah tidak mau menerima kita lagi, siapa lagi
yang akan mengampuni kita?
Allah akan mengampuni kita jika kita mau kembali kepada-Nya dan mengakui semua
kesalahan kita kepada-Nya.
Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar