kaligrafi

kaligrafi
indah

Minggu, 31 Januari 2016

Kisah Teladan

Kisah Dzun Nun Mencari Hatinya


   Suatu hari, teman Dzun Nun mencari dan mendapatinya sedang bercengkrama 

dengan hatinya. Dia berkata, "Ahh, di manakah hatiku? Siapa yang mendapatkan 

hatiku?"

Suatu hari, Dzun Nun masuk ke sebuah perkampungan dan mendapati seorang anak 

kecil yang sedang menangis. Ibunya yang memukulnya dan mengusirnya dari rumah 

lalu mengunci pintu. Sang anak menoleh kekanan dan kekiri, bingung hendak ke 

mana. Dia tak tau tujuan. Anak kecil itu pun kembali ke rumah, mengetuk pintu 

sembari menangis, "Wahai ibuku, siapa yang akan membukakan pintu untukku jika 

engkau tutup? Siapa yang bersedia mendekatiku jika engkau mengusirku? Siapa yang 

sudi iba kepadaku jika engkau marah padaku?"

   Sang ibu merasa kasihan kepadanya. Dia mengintip anaknya dari celah-celah pintu, 

didapatinya sang anak menangis bercucuran air mata di pipi dengan wajah yang lusuh. 

Akhirnya sang ibu membukakan pintu kemudian menggendong anaknya, 

mendekapnya, dan menciuminya seraya berkata, "Wahai permata hatiku, belahan 

jiwaku. Engkau sendiri yang memaksa ibu berbuat demikian. Engkau sendiri yang 

membuat dirimu menjadi seperti sekarang ini. Sekiranya engkau mau menaati perintah 

ibu, tentu engkau tidak akan mendapat perlakuan seperti ini dari ibu."

    Allah, Zat Maha Penerima taubat, tidak pernah menutup pintu taubat-Nya. Pintu itu 

selalu terbuka agar mereka yang kembali pada agamanya bisa masuk ke dalamnya.

"Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah." (Adz-Dzariyat: 50)




    KESIMPULAN :


Allah swt. selalu menunggu hambanya untuk kembali kepada-Nya. Allah sangat cinta 

kepada hamba yang mau mengakui kesalahannya dan mau kembali kepadanya. Lalu 

kepada siapa lagi kita akan kembali jika Allah tidak mau menerima kita lagi, siapa lagi 

yang akan mengampuni kita? 

Allah akan mengampuni kita jika kita mau kembali kepada-Nya dan mengakui semua 

kesalahan kita kepada-Nya. 

Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang

Satu Riwayat Tentang Kekuasaan Allah

Satu Riwayat Tentang Kekuasaan Allah



Seseorang mungkin akan heran ketika membaca apa yang terdapat dalam sebuah 

riwayat israiliyat, bahwa Allah berfirman :

"Kenapa masih ada orang yang mengharap solusi dari kesusahan yang dihadapinya 

kepada selain Aku, padahal semua kekuasaan ada pada-KU ! Akulah zat yang maha 

menghidupkan dan terus-menerus mengurus (makhluk). Mengapa seseorang memohon 

kepada selain Aku dan mengetuk pintunya berulang-ulang, padahal ditangan-Ku lah 

kunci perbendaharaan dan pintu-Ku selalu terbuka bagi siapa saja yang berdoa 

kepada-Ku ! Siapakah yang meminta pertolongan lalu Aku menolaknya? Siapa yang 

mengharapkan suatu perkara besar dan Aku mengabaikannnya? Siapa yang mengetuk 

pintu-Ku lalu Aku tidak membukanyya? Akulah tempat segala harapan dan permintaan 

lalu kenapa mereka putuskan harapan dengan meminta kepada selain Aku? Apakah 

Aku kikir sehingga hamba-Ku enggan meminta kepada-Ku? Bukankah dunia, akhirat, 

sifat pemurah, dan segala keutamaan itu semuanya milik-Ku? Lalu, kenapa mereka 

yang berharap tidak mau berharap kepada-Ku? Padahal, sekiranya seluruh penduduk 

langit dan bumi berkumpul lalu Aku berikansetiap permintaan mereka seluruhnya, 

(semua itu) tidaklah akan mengurangi perbendaharaan-Ku, walau sekecil apa pun. 

Bagaimana kekuasaan-Ku bisa berkurang sedang Akulah yang 

menciptakannya?Sungguh rugi mereka yang putus asa dari rahmat-Ku. Sengguh 

merugi mereka yang bermaksiatkepada-Ku dan berani melanggar ketentuan-Ku."



   KESIMPULAN :


Tidak patutlah kita mengharapkan sesuatu kepada sesuatu yg tidak punya apa-apa 

dan tidak bisa memberikan apa-apa untuk kita. Padahal Allah swt. yang punya 

segalanya, yang selalu tahu apa yang kita inginkan dan selalu memberikan apa yg kita 

butuhkan selalu menunggu kita untuk mengharap kepada-Nya. Lalu kenapa? Lalu 

apa? yang membuat kita enggan mengharap kepadanya.?

Sabtu, 30 Januari 2016

Sabar Selogan

Dalam sabar "ULAT yang menjijikan akan menjadi KUPU-KUPU yang indah".

SABAR

"Karna SABAR itu tidak ada batasnya maka hasil yang diperoleh dari SABARpun

tidak terbatas".

Taubat Dapat Menghidupkan Hati

Taubat Menghidupkan Hati



Abdullah bin Mubarak berkata :

Aku melihat dosa-dosa itu mematikan hati.

Gemar melakukan dapat mewariskan kehinaan.

Meninggalkan dosa dapat menghidupkan hati.

Dan teramat baik bagimu menentang dosa.

    Sungguh, banyaknya maksiat yang dilakukan dapat menyebabkankematian hati. 

Hati yang bermaksiat selalu menumpuk dosa, ibarat seonggok tubuh yang tidak 

bergerak. Ia seperti mayat tergolek diatas tanah. Baginya ketaatan dan maksiat adalah 

sama. Ia pun buta dan tidak mampu membedakan keduanya. karenanya, banyak sekali 

peringatan yang datang kepada kita untuk tidak melanggar perintah Allah, tidak 

bermaksiat kepada-Nya, selalu mencari sebab-sebab ampunan, dan kembali 

menghidupkan hati.

    Taubat dan istighfar merupakan awal jalan menuju ampunan. Keduanya diwujudkan 

dengan selalu mencari ridha Allah dengan semangat yang tak kunjung padam, 

semangat yang dapat membangkitkan rasa rindu pada surga, beramal saleh, serta 

mengembalikan jiwa yang sesat ke jalan kebenaran.

    Semangat di dalam jiwa orang yang ahli maksiat itu bakal padam. Adapun semangat 

di dalam jiwa yang bertaubat tidak akan surut. Imam Hasan Al-Bashri selalu terlihat 

dalam keadaan sedih dan menangis, Ketika dia ditanya, dia menjawab, "Aku takut 

suatu hari nanti dilemparkan ke neraka dan tidak dipedulikan. Aku takut apabila Allah 

mendapatiku berada dalam sebuah dosa lalu mengatakan, 'Berbuatlah sesukamu, 

sungguh aku tidak akan pernah mengampunimu, selamanya!'"



"Seorang mukmin akan selalu mencari jalan untuk bertemu dengan Rabbnya 

hingga dia menemukan jalan tersebut. Atau dia akan memahamibahwa 

orang yang sakit hakikatnyaialah mereka yang senatiasa berbuat maksiat, 

meski jasad mereka terlihat sehat. Adapun orang yang sehat hakikatnya 

ialah mereka yang berbuat ketaatan, meski terkadang jasad mereka terlihat 

sakit. Dengan demikian hidupnya hati selalu terkait dengan taubat karena 

hati tak pernah lepas dari salah dan alpa. Dengan taubat, hati menemukan 

inti kehidupan."



Permulaan jalan untuk kembali kepada Allah adalah bertaubat, yaitu untuk 

menghidupkan hati yang mati.

 Adapun tanda-tanda hati yang mati diantaranya :

1. Tidak pernah bertekat untuk melakukan ketaatan yang terlewatkan.

2. Tidak pernah menyesali dosa yang diperbuat.

3. Berteman dengan orang-orang yang lalai.

4. Terus menerus melakukan  kemaksiatan.

5. Tidak mau mendengan nasehat baik.

6. Cepat marah karena keangkuhan dan dengki.


   Sungguh tepat dalam perumpamaan dalam hadits Rasulullah saw. ketika 

membandingkan antara hati yang selalu ingat kepada-Nya dengan hati yang lali; belia 

bersabda, yang artinya :

"Perumpamaan orang yang selalu berzikirmengingat Rabb dan orang yang lalai, ibarat 

orang yang hidup dan orang yang mati."


"Beregeralah meraih hati yang hidup !

Jangan sampai ia mati dan berpindah

ke kuburan yang gelap !"





  KESIMPULAN : 


Hati yang dekat kepada Rabb-Nya akan selalu dalam ketenangan, kesejukan dan 

kebahagiaan. Sedangkan hati yang bisa dekat dengan Rabb-Nya, adalah hati yang 

bersih dan hati yang selalu hidup. Hati yang hidup adalah hati yang senantiasa 

bertaubat dan selalu ingat kepada Rabb-Nya dan tidak pernah lalai. Wallahu A'lam 

Bishawab.

Jumat, 29 Januari 2016

APA SYARAT TAUBAT ?

Apakah Syarat Taubat ???


Tobat mempunyai syarat yang harus dipenuhi dan waktu yang harus ditepati.

Waktu bertaubat terbuka lebar hingga sebelum matahari terbit dari sebelah barat, 

(Salah satu tanda hari kiamat), dan sebelum datangnya sakaratul maut.

Allah berfirman, yang artinya :

"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang berbuat kejahatan 

(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia 

mengatakan, 'sesungguhnya, saya bertaubat sekarang.' " (An-nisa':18)

        Inilah sebab ditolaknya taubat Fir'aun yang baru mau bertaubat saat hampir 

tenggelam.

   Adapun syarat taubat yang harus dipenuhi adalah merasa menyesal. Nabi saw. 

bersabda, "Penyesalan itu adalah taubat."

Menyesal adalah sebab utama diterimanya taubat seorang hamba karna penyesalan 

berkaitan erat dengan hati dan organ tubuh. Hati selalu khusyuk dan penuh sesal, 

mata menangis melinangkan air mata, tangan menengadah saatberdoa, dan kaki 

melangkah menuju ketaatan. Dengan penyesalan ini, terwujudlah berbagai amalan 

soleh seperti yang dikehendaki-Nya hingga seorang hamba akan meraih kebahagiaan 

dari-Nya.

Sebagian ulama menyebutkan syarat-syarat taubat :

1. Menyesali perbuatan yang telah lalu.

2. Berketetapan hati untuk tidak mengulangi lagi kesalahan dan dosa yang 

    pernah diperbuat.

3. Meminta maaf atas kezaliman yang dilakukan kepada orang lain.


    Maka bertaubatlah dari ghibah dan adu domba. Kembalikanlah hak-hak yang 

pernah diambil secara zalim kepada pemiliknya, baik itu berupa harta maupun benda 

lain yang dighasab.

Ketiga syarat di atas gampang-gampang susah. Tetapi, apabila dilaksanakan, dapat 

mengantar seorang hamba ke jalan Allah Yang Maha Pengasih.


Ya Rabb, rahmat-Mu adalah harapanku.

Ridha-Mu adalah tujuanku maka perkenankanlah

doaku.

Ya Ilahi, aku selalu mengharap penjagaan-Mu.

Hanya dari-Mu keridhaan dan terimalah kesetiaanku.



   KESIMPULAN :

Taubat dari dosa kepada Allah swt. hanya perlu menyesal dan berjanji untuk tidak 

mengulanginya lagi, dan menggantinya dengan amalan-amalan baik. Namun jika 

dosanya kepada sesama manusia kita harus meminta maaf dan mengganti hak-hak 

yang telah kita Zalimi, dan kemudian memohon ampun kepada Allah swt. Wallahu 

A'lam Bishawab.

Rabu, 27 Januari 2016

TAUBAT, Kewajiban dalam Agama!

APAKAH TAUBAT ITU WAJIB ?


Ibadah adalah sebuah kewajiban, sedangkan jalan permulaannya adalah Taubat. 

Dengan demikian, taubat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah

yang melakukan dosa besar ataupun kecil. Jalan menuju Allah dapat digambarkan 

dengan taubat yang membebaskan diri dari maksiat berkepanjangan, rasa takut yang 

mengikis niatan buruk, raja' yang mengantarkan ke jalan kebaikan, dan perasaan 

selalu diawasi oleh Allah dalam hati.

   Taubat hukumnya wajib bagi setiap muslimin dan muslimah, semua orang pasti 

pernah berbuat dosa, kecil ataupun besar. Semua orang pasti pernah lali dan lupa. 

Maka tidak sepatutnya manusia meninggalkan taubat.Allah sangat mencintai 

orang-orang yang bertaubat dan mau kembali menyucikan diri. lantas, bagaimana 

kondisi manusia yang melalaikan Rabb mereka? Orang-orang yang bertaubat termasuk 

kategori orang yang fasik, sebagaimana firman Allah swt.

Yang artinya : "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah lalu 

Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri; mereka itulah orang-orang yang 

fasik." (Al-Hasyr; 19)

Orang yang fasik adalah orang yang sudah berjanji kepada Allah, lantas mereka 

mengabaikan perjanjian tersebut, dia bertahan dengan jiwa yang lupa, dan 

menyimpang dari jalan Allah.

Malik bin Dinar pernah berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Pengasih 

maka bergembiralah dengan kasih sayang-Nya. Sampaikan berita gembira ini kepada 

manusia bahwa Allah mencintai kalian, sebuah cinta yang jika kalian mengetahuinya ... 

ohhh,, bila kalian mengetahui cinta-Nya, niscaya kalian tidak akan bermaksiat 

kepada-Nya.

Apakah kalian juga mencintai Allah? Kalau cinta, ketahuilah bahwa tanda seseorang   

yang cinta kepada Allah ialah dia akan selalu berzikir untuk mengingatnya."


Ya Rabb, meski dosaku menumpuk, tapi kusadar

maafmu begitu luas

Jika yang boleh berharap kepada_Mu hanya orang-orang baik

lalu pada siapa para pendosa

mengharap dan berdoa ?

Tiada jalan bagiku, kecuali berharap

Meminta maaf dan aku berserah diri kepada-Mu.


Rasulullah saw. bersabda, yang artinya :

"Bertaubatlah kalian kepada Allah, sebab sesungguhnya dalam sehari aku bertaubat 

kepada-Nya seratus kali." 1

Anas Ra. berkata bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya :

"Sesungguhnya, dalam sehari aku bertaubat kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali." 2

Allah begitu senang dan cinta kepada orang-orang yang mau bertaubat kepada-Nya. 

Anas Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya :

"Sungguh, Allah lebih senang dengan taubat seorang hamba saat dia bertaubat 

kepada-Nya daripada kesenangansalah seorang pengembala yang berada di tengah 

padang pasir bersama binatang tunggannya kemudian binatang itu hilang., padahal 

dia membawa bekal makanan dan minumannya. Orang itu pun putus asa. Dia 

kemudian merebahkan badannya di bawah pohon yang rindang setelah putus asa 

dengan binatang tunggannya.  Saat dia rebahan itulah tiba-tiba binatang 

tunggangannya kembali berada di depannya. Dengan cepat dia meraih tali kekangnya, 

dan karena saking gembiranya, dia berteriak, 'Ya Allah, Engkaulah hambaku dan 

aku adalah Rabbmu!'

Karena kegembiraan yang meluap, dia sampai salah berucap."

Allah pernah berfirmah kepada Nabi Daud As.

"Sungguh, Aku tidak menciptakan hamba-Ku untuk mengambil keuntungan dari 

mereka. Tapi, Aku menciptakan mereka agar mereka mengambil keuntungan dari-Ku."

  Dengan demikian, tidak ada alasan  bagi orang yang lupa dan lalai untuk tidak 

kembali kepada Allah. 

"Sesungguhnya, Allah selalu membentangkan tangantangan-Nya pada malam hari 

untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa pada siang hari; dan membentangkan 

tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berdosa pada malam 

hari hingga matahari terbit dari ufuk barat."

Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari, Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan Thabrani  
"bahwa pintu taubat yang seluas timur dan barat selalu terbuka dan tidak pernah 

ditutup hingga matahari terbit dari barat."

Wahai hamba Allah, merayaplah naik ketingkatan ahli ibadah! Panjatilah 

tangga-tangga iman! Jejakkan kakimu pada tangannya yang pertama, yakni 

Taubat; hingga saat kembali kepada-Nya, tiada satu pin yang kita imani 

kecuali Dia. Kita tidak takut kepada siapapun kecuali kepada-Nya. Tidak 

merasa diawasi oleh siapa pun kecuali oleh-Nya; hingga saat kembali 

kepada-Nya, kita akan memperoleh kekuatan, kemenangan, bantuan, serta 

pertolongan.


KESIMPULAN :

Rasulullah saw. yang sudah dijamin diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dosa 

sekarang, dan apabila ada dosa yang akan datang pun sudah diampuni, Tetapi beliau 

masih selalu memohon ampun setiap hari sampai seratus kali. Lalu bagaimana dengan 

kita yang penuh dengan lumpur dosa dan kegelapan, sudahlah pasti kita wajib 

memohon ampun dan berTaubat setiap saat atas semua dosa-dosa kita. Wallahu

A'lam Bishawab.

Kisah Lelaki yang Bertaubat dan Sepotong Roti

Lelaki yang Bertaubat dan Sepotong Roti



Hafizh Abu Nu'aim meriwayatkan, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Rajab 

Al-Hambali dan Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dari Abu Burdah. Ketika Abu Musa 

Al-Asy'ari mendekati ajalnya, dia berkata,"wahai anakku, ingatlah cerita seorang lelaki 

dengan sepotong rotinya. Dahulu, ada seorang hamba yang selalu beribadah di 

mushalahnya selama 70 tahuntanpa kenal lelah. Suatu hari, setan menyamar sebagai 

perempuan cantik dan menggodanya. Hamba itu pun tergoda dan melakukan 

perbuatan keji bersamanya selama 7 hari 7malam. Setelah menyadari kesalahannya, 

lelaki tersebut ingin bertaubat. Dia kemudian keluar dengan niat bertaubat, setiap 

selangkah kakinya, dia shalat dan sujud. Begitu seterusnya.


Hingga suatu malam, dia sampai pada sebuah bangunan kumuh yang didalamnya 

terdapat 12 orang miskin. Kondisi lelaki itu sangat lemah. Dia pun masuk kemudian 

dudukdi antara kerumunan orang miskin.


Sudah menjadi kebiasaan sebelumnya, setiap malam seorang pendeta datang dan 

membagi-bagi kan roti kepada ke12  orang miskin yang ada ditempat itu. Masing-

masing orang mendapatkan sepotong roti. pada malam itu, seorang pendeta melewati 

lelaki yang baru datang dan mengiranya seperti seorang miskin lainnya lalu 

memberikan sepotong roti. ketika habis 12 roti terbagi, salah seorang miskin berkata, 

'Kenapa malam ini engkau tidak memberiku?' Pendeta itu pun gusar karena mengira 

sudah memberikan semuanya. Pendeta berkata, 'Apakah di antara kalian ada yang 

mendapat jatah dua roti?'


Semua menjawab, 'Tidak!'


'Demi tuhan, aku tidak akan memberimu tambahan malm ini!' Lelaki yang bertaubat 

dan  sudah mendapatkan roti mendatangi si miskin yang tidak kebagihan jatah lalu 

memberikan rotinya kepadanya.


Pagi harinya, ditemukan lelaki yang bertaubat tersebut meninggal." 


Abu Musa melanjutkan, "Amal ibadah lelaki tersebut selama 70 tahunditimbang 

dengan dosanya selama 7 hari. Ternyata, dosa 7 hari lebih berat ketimbang 70 tahun 

ibadahnya. Pemberian rotinya kepada orang miskin pun kemudian ditimbang dengan 

dosanya selam 7 hari. Ternyata, sedekah rotinya lebih berat pahalanya ketimbang 

dosanya selama 7 hari."


    Abu Musa melanjutkan, "Wahai anakku, ingatlah selalu kisah lelaki dan roti tersebut!" 


  KESIMPULAN :

Sangat jelas rahmat Allah swt. tergambar dalam cerita di atas. Oleh karenanya jangan 

lah kita berputus asa dengan dosa yg telah bertumpuk yg telah pernah kita lakukan, 

krena hanya dengan Niat Bertaubat yang sungguh-sungguh Allah swt. akan 

mengampuni kita. Pun demikian kita hendaknya takut untuk berbuat dosa kepada 

Allah swt. karna sungguh siksanya begitu Pedih.

Selasa, 26 Januari 2016

PENGERTIAN TAUBAT

 PENGERTIAN TAUBAT

Taubat adalah kembalinya seseorang dari perilaku dosa ke perilaku yang baik yang 

dianjurkan Allah. Taubat nasuha adalah taubat yang betul-betul dilakukan dengan 

serius atas dosa-dosa besar yang pernah dilakukan di masa lalu. Pelaku taubat nasuha 

betul-betul menyesali dosa yang telah dilakukannya, tidak lagi ada keinginan untuk 

mengulangi apalagi berbuat lagi, serta menggantinya dengan amal perbuatan yang 

baik dalma bentuk ibadah kepada Allah dan amal kebaikan kepada sesama manusia.


   "nah sahabat bagi kita yang sudah merasa banyak melakukan dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil dan kita baru menyadarinya sekarang, hendaknya kita jangan berputus asa, karna allah swt. selalu menunggu kita untuk kembali padanya sampai sebelum nyawa kita sudah di tenggorokan kita"

  • JANGAN PUTUS ASA ! 


Putus asa dari rahmat allah tidak pernah ada dalam kamus para hamba yang dekat

dengan-Nya. Sebaliknya, itu adalah perkataan orang-orang lemah yang tenggelam

dalam lumpur maksiat, yang lalai dari zikrullah, dan menceburkan diri dalam api

maksiat yang membakar hati di dunia sebelum api itu membakar jasad, ruh, dan

hatinya kelak di akhirat.

Allah swt. berfirman dalam surat Az-Zumar; 53 yang artinya :

"Katakanlah, Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,

jangan kalian berputus asa dari rahmat allah; sesungguhnya Allah mengampuni 

dosa-dosa  semuanya; sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengasih Lagi Maha 

Penyayang." (Az-Zumar; 53)

      Allah melarang para hamba berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya karena

pintu taubat selalu terbuka, kapan saja. Pada malam hari, Allah selalu

membentangkan tangannya untuk menerima taubat orang-orang yangberbuat dosa

pada siang hari.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsi, dari Anas bin Malik bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda yang artinya :

"Allah berfirman, Wahai anak Adam, sungguh jika engkau berdoa dan berharak 

kepada-Ku, pasti akan Aku ampuni dosa yang telah engkau perbuat dan Aku tidak 

memedulikannya. Wahai anak adam, seandainya dosamu membumbung setinggi langit 

lalu engkau memohon ampunan kepada-Ku, pasti aku ampuni semuanya. Wahai anak 

adam, jika engkai mendatangi-Ku dengan membawa kesalahan seluas bumi lalu 

menemuiku dan tidak menyekutukan-Ku, pasti aku mendatangimu dengan ampunan 

seluas bumi pula".

   Diantara bukti kasih sayang Allah, Dia membiarkan hambanya melakukan dosa dan

kesalahan sedang  Dia melihat dan mengetahuinya. Allah kemudian memberi

kesempatan hambanya untuk bertaubat, bahkan tetap memberinya limpahan nikmat

 dan rahmat. Padahal, setiap kali matahari terbit dari timur setiap hari, langit selalu

memohon kepada Rabbnya agar diperkenankan menurunkan petir dan api guna

membakar para pelaku dosa dan maksiat. Bumi pun memohon kepada Allah awt. agar

diperkenankan menimpakan gempa karena tiada sanggup menahan beban para

pendosa. Laut pun demikian, ia meminta kepada Allah agar diperkenankan

menenggelamkan para pelaku dosa. Tetapi, Allah menjawab, :

"Biarkan Aku sendiri yang mengurus hamba-hamba-Ku. Andai kalian yang

menciptakan mereka, pastilah kalian akan menyayangi mereka".

Betapa agung dan sayangnya Allah, Sang Pencipta. meski dia mengetahui jika

didurhakai dan membiarkan bila dia tidak ditaati, rahnat-Nya selalu diberikan tanpa

batas. Segala sumber kekayaan berada di tangan-Nya. Maha suci Allah yang tiada

seekutu bagi-Nya.


KESIMPULAN :


Seberapa besarpun kesalahan yg pernah kita lakukan Allah swt. akan selalu

mengampuni-Nya tergantung seberapa besar keinginan kita untuk bertaubat.

Tidak ada yang menyebabkan putus asa dari rahmat Allah selain larut dalam

perbuatan dosa dan noktah hitam maksiat yang menutupi hati.