Taubat Menghidupkan Hati
Abdullah bin Mubarak berkata :
Aku melihat dosa-dosa itu mematikan hati.
Gemar melakukan dapat mewariskan kehinaan.
Meninggalkan dosa dapat menghidupkan hati.
Dan teramat baik bagimu menentang dosa.
Sungguh, banyaknya maksiat yang dilakukan dapat menyebabkankematian hati.
Hati yang bermaksiat selalu menumpuk dosa, ibarat seonggok tubuh yang tidak
bergerak. Ia seperti mayat tergolek diatas tanah. Baginya ketaatan dan maksiat adalah
sama. Ia pun buta dan tidak mampu membedakan keduanya. karenanya, banyak sekali
peringatan yang datang kepada kita untuk tidak melanggar perintah Allah, tidak
bermaksiat kepada-Nya, selalu mencari sebab-sebab ampunan, dan kembali
menghidupkan hati.
Taubat dan istighfar merupakan awal jalan menuju ampunan. Keduanya diwujudkan
dengan selalu mencari ridha Allah dengan semangat yang tak kunjung padam,
semangat yang dapat membangkitkan rasa rindu pada surga, beramal saleh, serta
mengembalikan jiwa yang sesat ke jalan kebenaran.
Semangat di dalam jiwa orang yang ahli maksiat itu bakal padam. Adapun semangat
di dalam jiwa yang bertaubat tidak akan surut. Imam Hasan Al-Bashri selalu terlihat
dalam keadaan sedih dan menangis, Ketika dia ditanya, dia menjawab, "Aku takut
suatu hari nanti dilemparkan ke neraka dan tidak dipedulikan. Aku takut apabila Allah
mendapatiku berada dalam sebuah dosa lalu mengatakan, 'Berbuatlah sesukamu,
sungguh aku tidak akan pernah mengampunimu, selamanya!'"
"Seorang mukmin akan selalu mencari jalan untuk bertemu dengan Rabbnya
hingga dia menemukan jalan tersebut. Atau dia akan memahamibahwa
orang yang sakit hakikatnyaialah mereka yang senatiasa berbuat maksiat,
meski jasad mereka terlihat sehat. Adapun orang yang sehat hakikatnya
ialah mereka yang berbuat ketaatan, meski terkadang jasad mereka terlihat
sakit. Dengan demikian hidupnya hati selalu terkait dengan taubat karena
hati tak pernah lepas dari salah dan alpa. Dengan taubat, hati menemukan
inti kehidupan."
Permulaan jalan untuk kembali kepada Allah adalah bertaubat, yaitu untuk
menghidupkan hati yang mati.
Adapun tanda-tanda hati yang mati diantaranya :
1. Tidak pernah bertekat untuk melakukan ketaatan yang terlewatkan.
2. Tidak pernah menyesali dosa yang diperbuat.
3. Berteman dengan orang-orang yang lalai.
4. Terus menerus melakukan kemaksiatan.
5. Tidak mau mendengan nasehat baik.
6. Cepat marah karena keangkuhan dan dengki.
Sungguh tepat dalam perumpamaan dalam hadits Rasulullah saw. ketika
membandingkan antara hati yang selalu ingat kepada-Nya dengan hati yang lali; belia
bersabda, yang artinya :
"Perumpamaan orang yang selalu berzikirmengingat Rabb dan orang yang lalai, ibarat
orang yang hidup dan orang yang mati."
"Beregeralah meraih hati yang hidup !
Jangan sampai ia mati dan berpindah
ke kuburan yang gelap !"
KESIMPULAN :
Hati yang dekat kepada Rabb-Nya akan selalu dalam ketenangan, kesejukan dan
kebahagiaan. Sedangkan hati yang bisa dekat dengan Rabb-Nya, adalah hati yang
bersih dan hati yang selalu hidup. Hati yang hidup adalah hati yang senantiasa
bertaubat dan selalu ingat kepada Rabb-Nya dan tidak pernah lalai. Wallahu A'lam
Bishawab.